Pelajaran hidup, Part I. "perkara 0.1 yang cukup konyol, tapi berharga"

hai sobat lamaku,, sudah lama sekali tidak bertandang di page blog ini..dan sekarang aku kembali... kembali melanjutkan hobi lamaku.. "menulis",, aku suka menuangkan semua ide gila yang ada dikepalaku..setidaknya dgn begitu..bukan aku yg akan jadi gila..tapi blognya.. HeHeHe.. *kidding.

Oke..check this out... kau tau sobat,, sudah 2 tahun belakangan ini aku menghadapi berbagai persoalan hidup..dari manis, asem, asin, pedas..ramai rasanya...nano-nano. yaa begitulah.. yg kadang membuat air mata produksi terus karena terlalu bahagia -_-

well,, pada kesempatan ini..aku akan berbagi cerita... dan semoga menjadi pencerahan ataupun pembelajaran untuk yang membaca. dan bagiku sendiri ini adalah refleksi diri.

ini cerita tentang masa muda, studi, kesempatan dan perjuangan...

sekitar 2 tahun yang lalu..aku menyelesaikan studi S1 ku...dengan masa studi 3 tahun 8 bulan dan IPK 3,25 teng.teng. Bisa disimpulkan bahwa aku bukanlah mahasiswa yang punya prestasi cemerlang karena ipk yang pas.pasan itu. namun ada satu hal yang cukup melegakan untukku saat itu yaitu bisa wisuda sebelum genap 8 semester kuliah. yang ada dipikiranku saat itu adalah,, semakin cepat wisuda maka akan semakin keren..semakin membanggakan dan berpeluang lebih besar untuk mendapatkan kerja atau melanjutkan studi S2. sungguh pemikiran polos bukan? jika aku ingat bagaimana prosesnya, berjuang merayu (meyakinkan) dosen untuk bisa ambil skripsi di semester 7.,itu membuatku nyengir kuda.. :D

sungguh masa muda yang menggebu..semuanya ingin serba instan..padahal realitanya...
hal baik akan datang di saat yang tepat.. jdi harusnya aku berharap..wisuda di waktu yang tepat..bukan wisuda dengan cepat. toh percuma kalo cepat tapi tidak tepat. iya kan? ini bukan masalah kecepatan..tapi sejauh mana kesiapan diri untuk menghadapi dunia luar #sedikit menyindir mahasiswa yang ingin cepat wisuda ;)

next... setelah bahagia mendapat toga.. aku jadi galau... beberapa bulan jadi pengangguran karena harus mnunggu tahun ajaran baru untuk mengajar di sekolah.. sembari menunggu..aku juga browsing sana.sini tuk mengurus berkas beasiswa..niat awalnya hanya ingin coba2..siapa tau lulus.
karena belum ada kabar kelulusan beasiswa..aku mengajar di sebuah sekolah. hanya beberapa minggu mengajar..pengumuman pun muncul. wah..sungguh luar biasa anugerah Allah... aku diberi kesempatan untuk melanjutkan studi S2 dengan beasiswa BPPDN. rasa bersyukur dan bahagia menyelimutiku..dan dengan restu orang tua dan keluarga..aku memantapkan langkahku untuk studi di luar pulau sumatera.

menghadapi dunia yang berbeda,, pergaulan yang berbeda..sungguh membuka mataku. aku dihadapkan dengan hal2 baru yang jauh lebih menantang,, bulan demi bulan pun berlalu.. euforia kebahagian yg menyelimuti diriku perlahan hilang karena dihantui bayangan kegagalan. betapa tidak,, aku manyandang status mahasiswa percobaan..yang artinya..jika aku tidak mendapatkan ip 3.0 di semester pertama..maka aku harus mundur.
aku dan teman-temanku yang menyandang status sama..dengan gigihnya belajar dan mengerjakan semua tugas yang diberikan. dengan cepat aku berusaha untuk beradaptasi.. mata kuliah yang serba baru untukku harus aku selesaikan dengan bantuan teman baikku orang Makassar...aku sangat berterima kasih kepadanya untuk semua bantuannya. berkat bantuannya lah aku bisa mendapat nilai AB di mata kuliah Komputasi Statistik, mendapat nilai B (yang nyaris AB) di mata kuliah Analisa Statistik. dan mendapat nilai D (yg nyaris C) di mata kuliah Teori Statistik. Mungkin tidak terlalu buruk jika nilai Teori Statistik tidak diikutkan...
waktu itu..kami hanya diperbolehkan mengambil 3 mata kuliah. dan uniknya..Allah memberikanku ujian di nilai Teori Statistik itu..nilai yang merubah arah hidupku... dihadapkan dengan seorang professor yang fenomenal..tentu membuat nyaliku ciut...semua perkataannya adalah mutlak (mungkin inilah dosen sains sejati). Perdana aku mendapat nilai D dihidupku... rasanya sudah mati2an aku belajar..tapi di saat ujian semester otakku rasanya kaku..sampai aku harus berjalan meletakkan lembar absen ke meja dosen untuk membunuh kekakuanku.
setelah selesai ujian..semua teman sibuk berdiskusi..dan yang aku dengar hanyalah jawaban2 ku yang keliru..dlm hati aku bergumam 'habislah aku, kenapa aku keliru...andai ujiannya bisa di ulang lagi?"
dibenakku..professor yg mengajar itu adalah sosok yg benar2 disegani..terutama menyangkut penilaian. betapa tidak..beliaulah yang suka mendiskon hasil ulangan kami... keliru menulis sedikit saja..maka siap2 akan mendapatkan diskon nilai yang membuat mahasiswa meringis. jadi apalagi yang bisa aku harapkan kecuali berserah diri dan mengharapkan keajaiban.
dan ternyata keajaiban itu tidak ada..hahaa.... aku harus menelan ludah melihat nilaiku yang kurang 0,1 untuk menjadi C...dan artinya...keberlangsungan studi ku berada di tangan 0,1 itu..(setidaknya jika nilai D itu bisa diganti jadi C,,maka aku memiliki kesempatan untuk pindah jurusan di fakultas yang sama). setelah mengetahui nilai yang cantik itu..aku dan teman2 seperjuangan melakukan berbagai upaya..dan ternyata gagal. kesempatan hanya dimiliki oleh mahasiswa yang berstatus 'biasa' bukan 'percobaan'... mereka diberikan kesempatan mengulang mata kuliah itu di semester 2. sedangkan aku dan beberapa temanku tidak.
sempat aku mengutuk semua yang terjadi... bukan hal mudah untuk merelakan semuanya..
lalu...muncullah berbagai kalimat yang di awali dengan kata 'andaikan..."
. Andaikan .......
. Andaikan ........
.
. Andaikan .........
.
."Apalah artinya sebuah 'nilai' yang berupa 'angka' itu... yang harus membuat seseorang mundur dalam studinya..sungguh sebuah sistem yang kejam...yang memberikan kasta kepada mahasiswa"
.
.
zzzzz (anggap saja itu semua ocehan..sumpah serapah mahasiswa yang frustasi..)

singkat cerita kawan... aku harus menerima kekalahan..setelah berbagai upaya yang aku lakukan, perlahan aku menerima takdir yang sudah Allah berikan kepadaku.. Dan sampailah di saat ini..saat dimana aku bisa berbagi pada siapapun... sekarang aku bahagia atas semua yang telah terjadi kepadaku. ada banyak hal yang istimewa yang Allah berikan kepadaku..ia memberikanku kesempatan, pengalaman, dan pembelajaran hidup yang sangat berharga..yang tidak setiap orang memilikinya, dan yang membuatku semakin dewasa dan kuat dalam menjalani hidup ini. saat ini aku adalah seorang guru..setelah semua yang aku alami..aku jadi sangat menghargai siswa-siswiku yang semangat belajar. bisa membantu mereka dari tidak bisa menjadi bisa, dari sulit menjadi mudah.. adalah sebuah kebahagian dan kebanggaan tersendiri untukku. Aku lebih menghargai proses daripada 'nilai' yang berupa angka..yang bisa diperoleh dengan cara curang.

well...mungkin hikmah yang bisa diambil dari ceritaku adalah..
- Allah maha baik..ia tidak akan memberikan cobaan di luar batas kemampuan hambanya (seperti janjinya di Al-qur'an), dan tugas kita sebagai manusia adalah terus memperbaiki diri..dan meyakini bahwa apapun masalahnya...yakini bahwa takdir Allah selalu baik"

"semoga kita semua termasuk ke dalam golongan hamba Allah yang pandai bersyukur" -Aamiin ya rabbal alaamiin-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Thanks,, In my 20 years old...

Komentar untuk Sang Perokok

Kenapa Cinta Lebih Tenar Dibicarakan Ketimbang Prestasi???