Bagaimana Mengatasi Persoalan Hidup Dengan Filsafat

Refleksi Perkuliahan Pertama (14 September 2017)

Oleh
 Devi Nofriyanti (17709251041)
PPS UNY Pendidikan Matematika B

Assalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pada kesempatan kali ini saya akan membuat refleksi perkuliahan filsafat pertemuan pertama. Di minggu sebelumnya, 7 September 2017, kami diberikan tugas oleh Prof. Marsigit , selaku dosen pengampu mata kuliah filsafat untuk membuat 5 pertanyaan menyangkut persoalan hidup. Awalnya saya dan teman-teman merasa bingung dalam mencari persoalan yang akan ditanyakan, karena takut akan jadi ajang curhat atau tidak sesuai dengan konteks pengajaran filsafat yang akan diberikan, namun karena ini adalah kewajiban, maka masing-masing dari kamipun berhasil menuliskan 5 persoalan tersebut.
Sebelum memulai perkuliahan, kami berdoa dipandu Prof.Marsigit untuk membaca Al-fatihah bagi yang islam, sedangkan yang agama lain menyesuaikan dengan keyakinannya. Selanjutnya tugas kami dikumpulkan dan dipilih oleh Prof. Marsigit untuk dibahas dikelas.  Jawaban terhadap persoalan tersebut diberikan sesuai dengan perspektif beliau. Adapun beberapa pertanyaan yang dibahas sebagai berikut:
Pertanyaan dari saudara Hari Pratikno :
1)      Bagaimana supaya fokus dalam menjalani hidup?
Jawaban : Bukankah fokus itu berarti mulai dari tidak fokus sampai sangat fokus? artinya semuanya kadang-kadang diperlukan sesuai dengan keadaannya. Kalau saya mau tidur ya saya tidak perlu fokus. kalau terus fokus, bisa-bisa kesurupan. jadi saat mau tidur, fokus tersebut kita hilangkan saja, kita cooling down. Apa berarti tidak fokus itu tidak penting? ya penting. Fokus juga penting, jika anda tidak fokus maka anda tidak akan sampai di kelas ini. Maka sebenar-benarnya hidup itu adalah antara fokus dan tidak fokus. Jadi pertanyaan anda ini adalah pertanyaan yang tidak adil, parsial, ini saja yang diminta padahal yang lain penting. Itulah gunanya filsafat, untuk mencairkan. Sehingga kalau sudah begitu kita mau kemana saja oke. Contoh lainya, ketika saya naik bus kalau saya fokus ke satu hal nanti malah jadi bahaya dikira copet. Kemarin saya dari Thailand disebelahku cewek, dan saya malah tidur (dalam keadaan tidak fokus),  justru bisa bahaya kalau saya fokus. Fokuslah kita dalam ruang dan waktu yang tepat. Di dalam filsafat, pertanyaan ini sama dengan "Bagaimana supaya tidak fokus dalam menjalani hidup?" ini adalah tesis dan antitesis. itulah kadang kita bangsa Indonesia terjebak antara baik dan buruk tapi tidak terampil melihat antara baik dan buruk itu ada apa. Sedangkan orang luar sana terlena, terampil di antara jarak baik dan buruknya, terampil dalam prosesnya, tetapi terlena lupa baik dan buruknya.
2)      Bagaimana tips agar tidak menunda pekerjaan?
Jawaban : Jawaban untuk pertanyaan ini sama seperti jawaban sebelumnya. Ada saatnya kita harus menunda pekerjaan. Tadi pagi saya mau membuat proposal, jika tidak saya tunda maka saya tidak bisa ngajar, jadi saya tunda dulu dan saya berangkat ke sini. Pertanyaan kita ini kadang tidak adil, karena pikiran kita tidak adil,  pertanyaan kita tidak adil,  perasaan kita tidak adil kepada orang lain, jadi kita tidak adil. Itulah persoalan kita, tidak terampil, jadinya anarkis. Keadilan itu mulai dari diri sendiri, mulai dari perasaan dan pikiran. Oleh karena itu penting belajar filsafat.
3)      Bagaimana cara belajar yang efektif dengan waktu yang terbatas?
Jawaban : Pertanyaan ini satu rumpun dengan pertanyaan-pertanyaan sebelumnya, Paling efektif itu mungkin setelah dibaca kemudian dibakar, abunya dijadikan kopi lalu diminum. Itu sangat efektif, karena semua unsur masuk, kalau tidak kena unsur konsepnya, ya setidaknya masuk unsur hara nya. Apakah semuanya itu harus efektif ? Maaf ini untuk muda-mudi, misalnya Bagaimana bercinta itu efektif? wah ini berbahaya. Apakah semuanya harus diefektifkan? Ada saatnya kita berkomunikasi yang tidak efektif. Kalau saya punya pacar, kemudian harus efektif terus ya berbahaya, ini kok bernafsu sekali. Efektif dan efisien adalah ilmu dagang dalam waktu yang secepat-cepatnya mendapatkan hasil yang sebanyak-banyaknya. Itulah godaan setan. Tapi ada saatnya memang harus efektif dan efisien. Kalau saya pergi ke Thailand kemarin tidak efektif dan efisien ya tidak akan sampai. Pilotnya mampir kemana-mana, maka akan jadi penerbangan yang tidak efektif dan efisien. Saya sudah mau konferensi, pilotnya baru belajar filsafat.
4)      Bagaimana tips supaya selalu bahagia dalam menjalani hidup?
Jawaban : Hidup itu bukan sekali pukul. Hidup itu bukan satu tips. Semua yang ada dan yang mungkin ada adalah tips. Semuanya bermanfaat. Bahkan dalam mengerjakan Matematika, salah itu penting supaya bisa sampai kepada yang benar. jadi salah itu benar, benar adanya karena penting.
5)      Bagaimana cara mensyukuri apapun dalam hidup ini?
Jawaban : ini pertanyaannya bisa ditanyakan secara spesifik kepada kyai, ustads, atau romo pastur. kalau saya bersyukur ujung-ujungnya ke doa. kalau tidak bersyukur, lupa doa atau terlena. Ini tantangan bagi kita. yang saya sebutkan ini pikiran, kalau dalam hati lain lagi ranahnya. Bukan berarti tidak bersyukur itu penting, karena semakin tinggi semakin mengerucut semakin menuju ke yang satu.
Selanjutnya pertanyaan dari Frenty Ambaranti :
1.      Bagaimana mendapatkan pasangan yang beriman kepada Allah dan direstui orang tua?
Jawaban : Ini kaitannya dengan keikhlasan. ternyata 2 dunia yang saling asing dengan keihklasan bisa saling menyatu. Berdoa, keihklasan dan berikhtiar. Cinta tidak bisa direkayasa dan didefinisikan, Cinta adalah hasil ikhtiar, rezeki dan takdir. Semuanya itu dari pergaulan, seperti pergaulan di jenjang perkuliahan S1 dan S2. Nah kalau menikah dengan orang yang lintas daerah akan memperkuat gen. Contohnya: saya dari Jawa Tengah, istri saya dari Jawa Timur, kami saling asing lalu menikah maka gen keturunanya akan kuat. Nah contoh gen lemah itu orang Jepang. Dulu kaisar jepang punya kebijakan pernikahan keluarga. Jadi gen nya melemah dan kerdil. Tapi begitu membuka diri ketemu Amerika maka menghasilkan gen yang kuat.
Pertanyaan Rahma Dewi :
1.      Bagaimana kita menyikapi agar tidak dicap kacang lupa kulitnya?
Jawaban : Dalam filsafat apalah artinya cap. Karena setiap orang bisa memberi cap, bahkan anak kecil sekalipun. Itu sebagai akibat. Jika itu yang dikejar maka semuanya tidak akan pernah tercapai. Maka harus disikapi dengan pertemuan dan perpisahan yang hakiki yang hanya milik Tuhan. Manusia hanya berusaha menggapai saja. Dalam filsafat bagaimana kita memikirkan pertemuan dan perpisahan hakiki itu jika diturunkan merupakan perjalanan menembus ruang dan waktu. Setiap saat aku mengalami perpisahanan dan setiap saaat aku mengalami pertemuan. Fenomena hidup itu fenomena yang lengkap tidak hanya linier seperti yang dipikirkan orang barat, tapi spiritual melingkar. Spiral melingkar berdimensi tiga, maju berkelanjutan. Maka pertemuan dan perpisahan itu adalah sesuatu diantara yang tetap dan berubah. Tiadalah kita itu berubah, tapi pada saat yang sama tiadalah yang tetap. Apanya yang berubah dan apanya yang tetap.
2.      Apakah tujuan hidup yang sebenarnya kita kejar?
Jawaban: Menggapai ridho dan rahmat dari tuhan. Tuhan itu maha mengerti, maha kuasa. Semuanya pakai maha. Dan manusia ikut-ikutan pakai maha, maha karya, maha siswa padahal arti sebenarnya tidak begitu.
3.      Bagaimana menyikapi masa tua?
Jawaban : Jalani saja hidup ini apa adanya, namun bukan berarti menyerah atau putus asa. Hidup itu sebetulnya ada dua potensi yaitu fatal dan vital. Fatal itu takdir, potensi yang diberikan tuhan. Vital potensi ikhtiar, berusaha. Hidup apa adanya dengan mengoptimalkan kedua potensi itu. Jika percaya takdir maka semua takdir itu baik. Yang belum dihadapi adalah kodrat dan ikhtiarnya. Tetapi ada porsi ini akan berubah jika diikhtiarkan.
4.      Apakah ada kebahagian hidup yang hakiki?
Jawaban : Ini tergantung levelnya dan dimensinya. Jika level advance spiritual gapailah surga sekarang juga tidak perlu nunggu mati. Jikalau sekarang bisa meraih surga itu. Jika hidupmu gelisah itulah neraka. Sebenar-benarnya surga jika selalu dalam keadaan doa.
5.      Apakah ada reinkarnasi?
Dunia ini ada dua unsur, linier dan siklik. Linier tidak bisa mengulangi. Siklik, insya Allah masi bertemu dengan kamis. Kamis minggu depan itulah reinkarnasi saya, demikian seterusnya. Menemukan jati dirinya kembali pada putaran waktu siklik berikutnya. Ikhtiarmu sekarang menentukan masa depanmu. Apa yang kau kerjakan menentukn anak keturunanmu.
            Berbagai pertanyaan yang diajukan teman-teman di kelas dapat dijawab dengan filsafat yang bersifat adil dan mencairkan. Ada pertanyaan bagaimana menjadi orang yang giat? Ternyata menjadi orang yang tidak giat pun penting, tergantung konteks ruang dan waktunya. Untuk mengetahui bahagia maka dibutuhkan rasa sedih, untuk menjadi orang yang rendah hati maka harus bersyukur, ikhlas, dan berdoa. Semua jawaban dalam filsafat itu benar asalkan ada penjelasannya. Semua yang ada dan yang mungkin ada itu menarik. Tergantung konteks. Dalam filsafat tidak menarik adalah menarik dalam derajat yang negatif. Sebagai penutup perkuliahan Prof. Marsigit menceritakan perjalanannya saat konferens di Thailand dan di bandara yang memberikan kami pembelajaran bahwa apapun kedudukannya sebenar-benarnya hidup ini adalah berjuang.

Sekian, semoga bermanfaat.

Wassalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Komentar untuk Sang Perokok

Describing 'HE'

Lucu ya.... :)