Mengenal Lebih Dekat Filsafat Dengan Tes Jawab Singkat (2)

Refleksi Perkuliahan Ketiga (5 Oktober 2017)

Oleh
 Devi Nofriyanti (17709251041)
PPS UNY Pendidikan Matematika B
Refleksi telah diposting di deenof.blogspot.com

Assalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Kali ini saya akan merefleksikan pertemuan ketiga kuliah filsafat dengan dosen pengampu Prof. Dr. Marsigit, M.A. Seperti biasa perkuliahan diawali dengan berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing agar apa yang kami pelajari mendapatkan ridho Allah SWT. Sebelum kuliah dimulai, ada salah satu teman saya yang asik kipasan karena capek setelah naik tangga dari basement ke lantai 4. Tingkah teman saya itu mendapat komentar dari Prof. Marsigit. Ternyata kipasan yang merupakan budaya jawa karena biasanya dilakukan oleh kaum priyayi merupakan tindakan/aktivitas yang merugikan orang lain. Kipasan mengindikasikan “ambillah milikku”, ambillah keringat dan bauku. Mungkin ini tidak banyak orang yang tau, kecuali sudah ikut kuliah dengan Prof. Marsigit :D
Baiklah, apa yang kami lakukan di perkuliahan kali ini? Dan ternyata kami kembali disuguhkan dengan tes jawab singkat. Sama seperti tes sebelumnya, kami harus langsung menjawab di kertas satu demi satu pertanyaan yang diajukan dosen, dengan total pertanyaan ada 25 soal. Berikut pertanyaan yang diberikan oleh Prof.Marsigit beserta penjelasan jawabannya :
Tes jawab singkat
1.      Berapa umurmu?
Jawaban : tak terhingga. umur kita ada banyak, ketika kita duduk di SD, SMP, SMA, kuliah s1 dan sekarang kita tidak mampu menghitungnya.
2.      Darimana umurmu?
Jawaban : dari nol
3.      Mau kemana umurmu?
Jawaban : menuju ke infinitif
4.      Mengapa umurmu?
Jawaban : Infinit regres (berkelanjutan terus)
5.      Kamu itu menulis apa?
Jawaban : bayangan
Bayangan dari pikiranmu
6.      Kamu itu mendengar apa?
Jawaban : Tesis, semua yang ada ciptaan tuhan adalah tesis. Berpikir itu mensintesiskan dengan mencari anti tesis. Jika diriku tesis, semua yg ada d luar diriku adalah anti-tesis. Tesis dan anti tesis itu tergantung aku memikirkannya.
7.      Kamu itu melihat apa?
Jawaban : tesis
8.      Kamu itu memikir apa?
Jawaban : Anti tesis
9.      Kamu bicara dengan siapa?
Jawaban : Anti tesis
10.  Kenapa engkau sedih?
Jawaban : Anti tesis
11.  Kenapa engkau menangis?
Jawaban : Anti tesis
12.  Apa yang selama ini engkau kerjakan?
Jawaban : sintesis
13.  Pikiranmu itu dimana?
Jawaban : Di atas kesadaran
14.  Perasaanmu itu dimana/ kamu merasakan apa?
Jawaban : intuisi
15.  Jiwamu itu ada dimana?
Jawaban : Di noumena (selain fenomena), fenomena yang bisa dipanca indra. Jiwa tidak bisa di lihat jadi noumena.
16.  Cita-citamu ada dimana?
Jawaban : Di prinsip.
17.  Apa buktinya?
Jawaban : Identitas (matematika murni cuma 1 teorema dibikin 1000 teorema tidak bisa ditentangkan). Prinsip di dunia ada 2 identitas dan kontradiksi. Tuhan identitas, turun ke bawah kontradiksi. Kontradiksi filsafat berbeda dengan kontradiksi matematika, kontradiksi matematika tidak identitas (tidak logis). Matematika tidak mempedulikan kontradiksi.
18.  Ilmumu ada dimana?
Jawaban : Di dalam kontradiksi, cuma identitas tidak ada yang baru karena tidak berilmu.
19.  Sekarang jam berapa?
Jawaban : Jam berjalan
20.  Tadi malam kau mimpi apa?
Jawaban : Mimpi refleksi (pantulan).  Refleksi dari kehidupan kita terpantul menjadi mimpi
21.  Kenapa engkau diam?
Jawaban : Ekuilibrium (sebenar-benarnya hidup adalah diam dalam keadaan bergerak. Bijaksana bergerak dalam keadaan diam)
22.  Kenapa engkau bicara?
Jawaban : Karena ini rumahku. Sebenar-benarnya rumahmu itu adalah bahasamu. Siapakah dirimu itu adalah bahasamu. Tulisan dan kata-katamu itulah sebenar-benarnya dirimu
23.  Kenapa engkau menulis?
Jawaban : Karena anti tesis
24.  Kenapa engkau terlambat?
Jawaban : mitos
25.  Kenapa engkau marah?
Jawaban : Determin (menjatuhkan sifat)
Pak Marsigit menjelaskan bahwa apa yang telah kami pelajari dari tes jawab singkat adalah baru adabnya orang berfilsafat, belum benar-benar berfilsafat. Sebenar-benarnya berfilsafat adalah pikiran para filsuf. Sehingga kami perlu banyak membaca, membaca yang disertai ikhlas pikir (mengerti dan menyampaikan dengan pikiran anda sendiri) dan ikhlas hati (berdoa, kesempatan membaca adalah rahmat). Selanjutnya kami memasuki sesi tanya jawab. Pak Marsigit memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah kami buat untuk pertemuan sebelumnya. Berikut beberapa pertanyaan yang ditanyakan beserta jawaban dari beliau :
Pertanyaan 1 (dari saudari Widuri):
Bagaimana mengatasi rasa rasa?
Sebenar-benarnya rasa cemas dalam hati itu adalah godaan syaiton. Tiadalah yg mampu membantu kita mengatasi kecuali atas bantuan Tuhan. Maka minta pertolongan dengan berdoa.
Pertanyaan 2 (dari saudari Wisniarti):
Kenapa manusia yang selalu melakukan dosa kemampuan berpikirnya semakin berkurang?
Ada variabel berpikir, yakni benar salah. Tapi perjalananya konsisten dan tidak konsisten. Justifikasiny lemah atau kuat. Perasaan itu baik,buruk, keindahan. Perasaaan senang bahagia. Pikiran benar tapi estetika salah. Pikiran salah estetika benar. Tentu yg baik dipikir benar dirasakan baik. Tapi kenyataan tidak seperti itu. Kadang sesuatu yang baik ternyata salah. Baik dan benar tergantung ruang dan waktu apalagi kaitannya dgn dosa. Jika orang selalu melakukan hal-hal yang tidak baik, mempunyai beban secara psikologis, jika menanggung beban tersebut maka kemampuan berpikirnya berkurang.  Orang dulu supaya bisa menerawang ada pantangan-pantangan. Untuk meningkatkan kemampuan fisik secara metafisik. Metafisik adalah sebalik yang fisik. Sebenar-benarnya spiritual adalah metafisik. Contoh sholat, terlihat sholat tapi dalam hati memikirkan hal lain. Maka fisiknya shalat, tapi metafisiknya tidak.
Berikutnya Pak Marsigit memberikan wejangan kepada kami untuk berhermenitika dengan lingkungan. Seperti menjaga hubungan baik kepada tetangga, pun ada prinsip yang sulit, jangan sampai bermusuhan dengan tetangga, menghadapai tetangga itu harus sabar, ikhlas, mengalah, dan anggap mereka saudara. Selanjutnya dijelaskan bahwa pergaulan itu adalah hukum alam. Jika ingin mengetahui hukum alam maka salah satunya bisa dilakukan dengan memukul orang maka kita pun akan dibalas dipukul, maka itulah hukum alam yang merupakan hukum Tuhan.
Beberapa jawaban dari pertanyaan selanjutnya yaitu mengenai bagaimana mengatasi nervous? ternyata supaya tidak nervous mengalir saja. Jangan dipaksakan, harus ikhlas di dalam hati. Sebenar-benarnya tidak nervous kalau sesuai dengan pengalamannya. Untuk perilah jodoh, Tuhan memberikan kesempatan kita untuk berikhtiar. Jika sudah dilewati maka semuanya takdir. Maka manusia hanya ikhtiar.

Demikianlah refleksi perkuliah pertemuan ketiga kuliah filsafat, semoga bermanfaat bagi kita semua untuk lebih mengenal filsafat. Wassalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Komentar untuk Sang Perokok

Describing 'HE'

Lucu ya.... :)