Mengenal Lebih Dekat Filsafat Dengan Tes Jawab Singkat (3)

Refleksi Perkuliahan Kelima (19 Oktober 2017)

Oleh
 Devi Nofriyanti (17709251041)
PPS UNY Pendidikan Matematika B
Refleksi telah diposting di deenof.blogspot.com

Assalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Kali ini saya akan merefleksikan pertemuan kelima kuliah filsafat dengan dosen pengampu Prof. Dr. Marsigit, M.A. Seperti biasa perkuliahan diawali dengan berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing agar apa yang kami pelajari mendapatkan ridho Allah SWT. Sama seperti pertemuan sebelumnya, kali ini kami diberikan Tes jawab singkat. Berikut pertanyaan dan jawabannya :
1.      Apa itu sebab? Sebab itu pondamen
2.      Apa itu akibat? Akibat itu pengada
3.      Sebab dari sebab itu belum tentu sebab
4.      Sebab dari akibat itu belum tentu sebab
5.      Akibat dari akibat itu belum tentu akibat
6.      Sebab akibat itu tesis
7.      Akibat dari sebab belum tentu akibat
8.      Sebab dari sebab dari sebab belum tentu sebab
9.      Akibat dari akibat dari akibat belum tentu akibat
10.  Sebab akibat, akibat sebab itu tesis
11.  Darimana sebab? dari potensi
12.  Darimana akibat? dari mengada
13.  Kenapa sebab berakibat? karena fikiran
14.  Kenapa sebab tak berakibat? karena tidak mengada
15.  Sebab dari akibat, akibat belum tentu sebab
16.  Akibat dari sebab, sebab  belum tentu akibat
17.  Kemanakah sebab itu? Infinite regress
18.  Kemanakah akibat itu? Infinite regress
19.  Apakah sebabku itu? sebab subyektif
20.  Apakah akibatku itu? akibat subyektif
21.  Apakah sebabmu? sebab subyektif
22.  Apakah akibatmu? akibat subyektif
23.  Ini sebab apa?  Sebab terpilih (karena kita sudah bisa menyebutkannya
24.  Dimana sebab yang lain? di epoche (baca : epoke)
25.  Apakah sebab absolut, sebab absolut adalah sebab prima yaitu kuasa tuhan


Setelah membahas tes jawab singkat, kami dipersilahkan membuat satu pertanyaan. 
Berikut beberapa pertanyaan mahasiswa yang dibahas.

Apa itu epoche?
Epoche adalah komponen metode fenomenologi, sadar atau tidak sadar manusia itu selalu menggunakan epoche, hanya orang yang belajar filsafat yang menyadarinya. Jangankan manusia, ayam binatangpun menggunakan epoke. Contoh misalnya ada ayam jago yang lagi mengejar ayam betina A, maka semua ayam betina yang lain dimasukkan kedalam epoke. Masa bodoh dengan ayam betina yang lain. Dengan adanya epoche itulah manusia bisa memilih, dengan konsentrasi. Sadar maupun tidak sadar, manusia bisa memilih karena manusia itu memiliki epoche. Epoche itu gudang penyimpanan yang kita abaikan. Maka epoche itu adalah fenomenologi, inti dari fenomenologi itu ada dua yaitu abstraksi dan idealisasi. Abstraksi itu memilih. Jadi dalam hidup pasti kita melakukan yang namanya memilih, itulah kita mengabstraksi, dan yang lain yang tidak kita pilih kita masukkan kedalam epoche. Jangankan manusia, hewan dan tumbuhan pun bisa berepoche. Dalam tumbuhan, misalnya tumbuhan kalau tumbuh biasanya mengikuti arah sinar matahari, ini salah satu pilihan tumbuhan, dan arah lain dimasukkan kedapam epoche.
Batas kemampuan manusia itu sampai mana?
Untuk mengetahuinya maka kita harus bergaul dengan manusia, itulah hermeneutika. Maka sebenar benar hidup adalah hermeunetika. Hermeneutika itu adalah filsafat jika diturunkan jadi interaksi dinaikkan jadi silaturahim.
Sebenar benarnya filsafat adalah olah pikir, jadi batas perbedaan dari ilmu filsafat dengan ilmu bahasa itu apa?
Jika kamu berhenti di situ maka itulah yang namanya mitos. Karena pengertian filsafat itu bukan hanya olah pikir saja, tergantung dengan ruang dan waktunya. Karena filsafat bisa saja artinya semua yang ada dan yang mungkin ada, bisa saja artinya penjelasan, bisa artinya baca baca dan baca. Setiap orang bisa mendefinisikan filsafat. Contoh dalam mengartikan matematika, bisa saja orang awam mengartikan matematikan adalah pelajaran yang sulit, ada juga bisa yang mengartikan matematika itu adalah ilmu pasti. Maka semua definisi pendapat setiap orang itu tidak ada yang salah. Sebenar benarnya pendidikan itu adalah memerdekan diri, perkara suatu saat dibatasi oleh ruang dan waktu ya semua karena ada batasan ruang dan waktu.
Cara berdoa yang paling tinggi itu menyebut atau memanggil nama Tuhan, dimana jika Tuhan itu dipanggil maka Tuhan itu tidak berjarak dengan kita. Tuhan itu maha mendengar. Jika kita ingin mengerti tuhan maka sadarilah, temuilah aturan aturannya. Karena Tuhan tidak lain tidak bukan adalah aturannya, ketetapannya, ketentuannya. Setinggi tinggi derajat manusia adalah orang yang mampu menyesuaikan dengan ruang dan waktu. Untuk ruang dan waktunya masing masing punya karakternya masing masing. Orang yang tidak bisa menyesuaikan ruang dan waktu bisa disebut orang yang tidak bahagia. Kalau kamu tidak ada pertanyaan, kamu merasa jelas berarti kamu terkena mitos, tidak mampu berpikir.
Demikianlah refleksi pertemuan kelima kuliah filsafat, semoga bermanfaat bagi kita semua. Wassalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Thanks,, In my 20 years old...

Kepercayaan Vs Kejujuran.... :)

Mengenal Lebih Dekat Filsafat Dengan Tes Jawab Singkat (4)