Mengintip Filsafat Immanuel Kant Dalam Bukunya “The critic of pure reason”

Refleksi Perkuliahan Kesepuluh (7 Desember 2017)

Oleh
 Devi Nofriyanti (17709251041)
PPS UNY Pendidikan Matematika B
Refleksi telah diposting di deenof.blogspot.com

Assalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Kali ini saya akan merefleksikan pertemuan kesepuluh kuliah filsafat dengan dosen pengampu Prof. Dr. Marsigit, M.A. Seperti biasa perkuliahan diawali dengan berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing agar apa yang kami pelajari mendapatkan ridho Allah SWT. Di pertemuan ini kami membahsa sebuah buku Immanuel Kant yang berjudul “The critic of pure reason”. Buku ini ditampilkan pak marsigit dari lamana academia miliknya. Karena Filsafat itu menggunakan penalaran berpikirnya maka disini tidak ada kaitan dengan agama manapun. Selanjutnya kami diminta untuk menerjemahkan paragraf demi paragraf yang beliau pilih. Berikut penjabarannya:
Terjemahan 1:
Reason, cognition dan mind itu pikiran dalam arti soft. Dalam arti nalar bukan otak. Artinya sebetulnya mengenai maksud dari berpikir itu selalu ingin diketahui. Orang selalu ingin mengetahui maksud dari berpikir, tapi sangat sulit untuk dijawab bahkan tidak dapat dijawab secara tuntas.
Berikutnya :
Jadi berpikir itu adalah suatu prinsip dimana prinsip-prinsip ituvjuga salah satunya mendekati. Prinsip dilahirkan dari adanya pengalaman yang dialami manusia. Prinsip yang ada di pikiran itu bersifat logis. Syarat perlu dan cukup untuk benar itu logis. Tapi logika juga harus cocok dengan pengalaman. Ilmu bukan semata-mata logika saja tapi meliputi pengalaman. Logika harus sesuai dengan pengalman.
Berikutnya :
Prinsipnya berpikir itu baik yg berasal dari logika maupun pengalaman itu tidak ada akhirnya. Tiada akhir daripada pikiran itulah yang namanya metafisik. Immanuel Kant mendefinisikan metafiisk dari sifat pikiran. Tidak akan pernah berhenti. Karena pikiran itu prinsip atau aturan. Contoh : yang namanya resep nasi goreng sampai kiamat resepnya masih ada. Walaupun orangnya tidak ada.
Pikiran melampuai lahir dan mati. Kita bisa memikirkan sebelum lahir dan setelah mati. Kita bisa memikirkn setelah kematian. Pikiran kita menembus ruang dan waktu. Makanya separuh dri pikiran itu pengalaman. Turun ke bumi jadi direktur pasca. Itu mksudnya sehingga jadi direktur pasca kita sama-sama menggapai langit.
Berikutnya :
Inilah baru teruji bahwa pikiran anda salah semua. Kelihatan betapa tidak mudahnya filsafat karena filsafat itu bahasa analog. Bahwa untuk mengetahui hakikat berpikir itu dianalogikan seperti orang membabat hutan sulitnya. Mulai dari dulu hutan yang kokoh sekaraang menjadi perkotaan. Govern itu prinsip pikiran, aturan pikiran bukan pemerintah. Jadi salah mengatakan pemerintah. Jika mengatakan pemerintah maka anda tidak mengerti istilah yang dipakai orang zaman dulu atau bahasa kiasan dari aturan.
Pikiran itu aturan, mengatur semua kehidupan saya. Administrasi juga aturan, tata cara. Dogma itu pndapat saya tentang pikiran dulu itu seperti apa. Sekarang pikiran saya untuk memperoleh pemikiran baru,  menghilangkan dogma itu seperti kaum barbar menembus masyrakat, berperang dalam rangka memperoleh konsep hakikat berpikir itu. Sehingga kerajaan dogma yang saya pikirkan sebelumnya itu hncur. Jadi ketika kamu punya pendapat lama dan bertahan itu namanya empire. Belajar filsafat meruntuhkan kerajaan itu supaya bisa menyesuaikan dengan keadaan sekarang. Misal tidak mau punya handphone yang penting tradisonal, itulah kerajaan dari pada benda atau kerajaan sikap atau pendapat. Belajar filsafat, ketemu dengan saya kacau balau pikiranmu sehingga bingung. Runtuh kerajaanmu itu. Maka jadilah mnghancurkan brsifat anarkis maka muncul sikap skeptis. Karena kerajaanmu yang kokoh saya menjadi skeptis. Skeptis mnjadi ragu. Maka jangan ragu-ragu di dalam hati tapi ragu-ragulah di dalam pikiran. Sebenar-benarnya ragu-ragu di dalam pikiran itu adalah ilmu.
Sehingga seperti suku barbar yang pergi kemana-mana pikiran saya itu jgn hanya diam dirumah saja. Jika menganggap rumus abc tdk ada perubahan sama sekali maka kamu sudah mendirikan kerajaan mitos. Ketemu saya jadi hancur berantakan supaya konsepnya ditinjau ualng. Tapi jangan menyentuh keyakinan, nanti tmbah sulit. Ini pikiran. Contoh : berpkir bahwa sulit seorang filsuf jadi direktur, karena sulit diikuti pikirannya. Ternyata terbukti sekarang filsuf jadi direktur. Bayangkan saja guru-guru SD-SMA seperti apa mereka itu, seperti kerajaan-kerajaan kecil yang tidak berubah. Lama-lama berkarat jd guru tidak kreatif kerjanya kalo dilihat kalo ditnggal pergi tidak kerja, tidur. Itu gurunya apalagi masyrakatnya. Belum tentu jaminan tambah tua tambah bijaksana.  400 tahun yg lalu Immanuel Kant sudah peduli padahal kita masih jadi tribal benar-benar tribal, fisiknya tribal, dia sudah berpikir seperti itu. Maka tidak heran sumber filsafat itu orang jerman filsafatnya diakui karena pola matang sekali. Begitu ke timur diperbaiki ketemu imam ghazali. Kalau engkau ingin ketemu Tuhan maka jangan hanya dipikirkan, Kerjakan sekarang kalau Tuhan ridho insya Allah engkau ketemu dengan Tuhan. Nah sehingga bersifat skeptis saya ini yang namanya empire itu sama dengan kerajaan permanen, makhkuk yang tetap hidup permanen. Diibartkan pikiran yang statis itu kita berdomisili di rumah. Pikiran kita yang dinamis dianggap sebagai suku Barbar yang menjelajah. Ini perumpamaan inilah sebenar-benar bahasa analog. Jadi kuatnya pendirian saya tidak mau berubah diibartakan bertempat tinggal di suatu daerah, rumahku disitu. Muncul lagi ke pola kehidupan orang, rumah itu bersifat relatif. Jika saya jadi direktur sampai malam masih disini, maka ini jadi rumah saya kedua. Kita punya rumah tapi tidak pernah ditinggali pergi terus, relatif. Kemudian yang nomaden tadi mmbenci orang yang tinggal secara tetap, kemudian menjadi masyarakat dengan pikiran seperti itu. itu namanya status quo jika sudah menjadi communities menjadi status quo. Oleh karena itu dalam pemerintahan ada kaum inovator, pmbaru dan status quo.

Demikianlah refleksi pertemuan kesepuluh kuliah filsafat, semoga bermanfaat bagi kita semua. Wassalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Thanks,, In my 20 years old...

Kepercayaan Vs Kejujuran.... :)

Mengenal Lebih Dekat Filsafat Dengan Tes Jawab Singkat (4)