Belajar Filsafat Dengan Memanfaatkan Teknologi
Refleksi
Perkuliahan Kesembilan (30 November 2017)
Oleh
Devi
Nofriyanti (17709251041)
PPS
UNY Pendidikan Matematika B
Refleksi
telah diposting di deenof.blogspot.com
Assalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Kali
ini saya akan merefleksikan pertemuan kesembilan
kuliah filsafat dengan dosen pengampu Prof. Dr. Marsigit, M.A. Seperti biasa
perkuliahan diawali dengan berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing
agar apa yang kami pelajari mendapatkan ridho Allah SWT. Di awal perkuliahan,
pak Marsigit menunjukkan blognya dan komen mahasiswa yang masuk.beliau
menunjukkan kepada kami bagaimana carany melihat blog kami dari kolom komentar.
Selanjutnya kami diminta untuk membuat tampilan blog seperti beliau agar bisa
di copy/print refleksi perkuliahan yang telah di posting kemudian hasil screenshotnya dikumpulkan.
Aspek
pemanfaatan filsafat. Hermeneutic of life.
Dunia kalo kita abstraksi itu tergantung mesin abstraksinya. Jika pakai mesin geometri,
paling sederhana unsur daripada dunia ternyata linier dan siklik. Maka dari rumah
naik mobil sebenarnya cuma linier dan siklik, maju dan melingkar. Tidak bisa
berpindah jika tidak maju. Ini namanya abstraksi. Abstraksi : Berpikir flsafat yang lain
dilupakan, disaring mana yg akan dipikirkan. Mau mengunjungi mertua tidak
menggunakan metode abstraksi maka tidak akan sampai. Ontologi wadah dan isi, yang
ada dan yang mungkin ada. Dunia ada dua saja langit dan bumi. Manusia dan bukan
manusia. Isi di dunia aku dan bukan aku.
Ternyata
kita setiap detik melakukan abstraksi. Sebenar-benarnya mengabstraksi itu
memilih. Maka berabastraksi itu berikhtiar. Jadi mau kemana-mana akan sampai. Jika
terabstraksi maka itu terpilih. Sebenar-benarnya yang sudah terjadi itu yang sudah
terpilih. Bernafas itu abstraksi. Hebatnya mesin ciptaan Tuhan itu kita bernafas
tapi tidak terasa bernafas. Ini yang ada dan yang mungkin ada, wadah isi,
langit bumi, kakak, adik, tanaman, sinar matahari, pikiran kenyataan, dst.
Saling menterjemahkan. Pergaulan jugs begitu serius santai. Sebenar-benar
manusia itu adalah mata belalang. Manusia tidak mengetahui. Melotot tapi tidak
mengerti.
Fenomena
hermeneutika setiap kejadian ada yg rutin,
mengembang, meruncing. Meruncing itu scientific, sepertiga fenomena. Kenapa
kurikulum hnya belajar scientific. satu titik saja antara lain bisa berupa
proses. Gunung itu penggalan dari spiral kalo spiral dimensi tiga, berdimensi
lagi dipotong mnjadi dimensi dua. Ini struktur. Struktur dunia itu macam-macam.
Struktur paling sederhana adalah wadah dan isi. Bumi menuju langitnya matematika,
cinta, S2, keluarga, amal perbuatan, yg ada dan yg mngkin ada. Matematika
konkrit untuk anak kecil, bumi menuju langitnya intuisi. Matematika formal dari
langit di pikiran yang penting logis, itu konsisten. Bahasa itu hidup kerjakan
jalani pikirkan juga.
Fenomena
apapun bisa jadi bencana ataupun barokah. Bagaimana memberdayakan akal dan
pikiran, mempersepsikan fenomena ini. Tergantung kesiapan dan ketidaksiapan. Contoh
reporter mengingankan gunung agung meletus agar bsa meliput. Maka itu menjadi
barokah bagi dia, tapi tidak bagi warga sekitar gunung agung. Begitu juga
seorng guru, bisa mnjadi bencana atupun barokah bagi siswanya. Jadilah guru yang
barokah. Bagaimana siswa siap menerima kedatangan anda. bkin info, wa. Kabari
mau belajar apa. Kejutan itu tidak siap. Maka heran kalau ada guru terkejut sama
murid, berarti dia tidak paham. Kuliah filsafat harus ada persiapan, baca blog
agar barokah dan jangan terkejut.
Demikianlah
refleksi perkuliah pertemuan kesembilan kuliah filsafat, semoga bermanfaat bagi
kita semua untuk lebih mengenal filsafat. Wassalammu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh
Komentar
Posting Komentar